Posts

Showing posts from April, 2014

Strategi dan Perencanaan Pengembangan Keagamaan Pada Anak Usia Dini

  A.       Strategi Pengembangan Keagamaan Pada PAUD 1.        Menanamkan Rasa Cinta Kepada Allah SWT Diantara cara membimbing anak menuju akidah yang benar adalah dengan mendidik mereka untuk mencintai Allah. Pendidikan ini harus diberikan sejak   ini. Pada saat tersebut, mulailah mereka diperkenalkan kepada makhluk-makhluk Allah (manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan) yang terdekat disekitar mereka.   Selain itu, juga perlu diupayakan adanya keterikatan antara mereka dengan yang   telah menciptakannya, pemilik keagungan, pemberi nikmat, dan maha dermawan.   Dengan bentuk seperti ini anak pasti akan mencintai Allah (Rajih, 2008: 87-88) Rasa cinta kepada Allah beserta seluruh ciptaannya dapat diperkenalkan pada anak usia dini melalui pembelajaran saintifik. Pembelajaran saintifik tersebut akan mengenalkan akan pada makhluk ciptaan Allah sekaligus mengenalkan anak untuk mencintai ilmu pengetahuan dengan proses mengamati. Menciptakan rasa cinta kepada Allah juga diikuti oleh men

PENDIDIKAN PADA MASA DAULAH ABBASIYAH

PENDIDIKAN PADA MASA DAULAH ABBASIYAH A.    Sekilas Tentang Daulah Abbasiyah Daulah Abbasiyah didirikan oleh keturunan Abbas paman Rasulullah, yaitu Abdullah al-Saffah ibn Muhammad ibn Ali bin Abdullah al-Abbas. Selama dinasti ini berkuasa pola pemerintahan yang diterapkan berbeda-beda sesuai dengan politik, sosial, dan kultur budaya yang terjadi pada masa-masa tersebut. Daulah Abbasiyah mencapai puncak keemasan dan kejayaannya pada periode I (132 H/750 M-232 H/847 M), masa pengaruh Persia pertama. Para khalifah pada masa periode itu dikenal sebagai tokoh yang kuat, pusat kekuasaan politik, dan agama sekaligus. Kemakmuran masyarakat pada saat itu mencapai tingkat yang tinggi. Popularitas Daulah Abbasiyahmencapai puncaknya pada masa khalifah Harun Al-Rasyid (786 M-809 M) dan putranya al-Ma’mun (813 M-833 M). Kekayaan yang dimiliki khalifah Harun Al-Rasyid dan putranya Al-Ma’mum digunakan untuk kepentingan sosial seperti: lembaga pendidikan, kesehatan, rumah sakit, pendi

WAJIB BELAJAR 9 TAHUN

WAJIB BELAJAR 9 TAHUN Wacana tentang wajib belajar 9 tahun sudah jauh disosialisasikan dan diimplementasikan di negara kita Indonesia. Anggaran yang dikeluarkan oleh pihak pemerintah tersebut terkait wajib belajar 9 tahun untuk menggratiskan pendidikan ternyata masih saja menuai beberapa kendala. di antara  salah satu kendala tersebut yaitu dari segi pengelolaan anggaran yang dirasa masih kurang efektif baik anggaran yang berasal dari pemerintah pusat maupun daerah. selain itu juga, meskipun biaya adminitrasi sudah digratiskan namun ada beberapa pihak sekolah yang masih saja memungut biaya dari para siswanya, yaitu dengan alasan untuk keperluan sarana dan prasarana (buku, jam tambahan, kegiatan, dll) demi meningkatkan kualitas dan kuantitas para siswa.  wajib belajar 9 tahun tak ubahnya hanya sebatas wacana untuk mengiming-imingi masyarakat saja. jadi, seperti apakah wajib belajar 9 tahun itu? bagaimanakah wajib belajar 9 tahun yang ideal dan tidak memungut biaya sepeserpun

Urgensitas Teknologi Dalam Pendidikan

Urgensitas Teknologi Dalam Pendidikan realitas dewasa ini penggunaan teknologi semakin pesat dan sudah menjadi suatu kebutuhan primer yang harus dipenuhi, mulai dari kalangan Mahasiswa, SMA, SMP bahkan pelajar SD pun ikut memanfaatkannya. Tidak jarang kita jumpai seorang pelajar yang sana-sini membawa laptop, Hp, smartphone, aipet, aiphone, dll. Dalam Dunia pendidikan, pemanfaatan teknologi digunakan hamper diseluruh penjuru Dunia guna membantu mereka dalam pengembangan sumberdaya manusia termasuk dinegara kita Indonesia. Di negara Indonesia teknologi merupakan salah satu hal yang dianggap penting dalam membantu proses tercapainya tujuan pendidikan. Bahkan ada sebagian pengajar yang tidak dapat mengajar akibat teknologi yang digunakan tidak dapat berfungsi secara optimal (Laptop Error, mati lampu, LCD tidak menyala). Sebegitu urgennya teknologi dalam pendidikan sehingga di era sekarang ini pembelajaran yang dilakukan secara konvensional sudah lagi tidak digunakan bahkan dia